Nilai Kebersamaan dalam Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

PKN Kelas 6 - Bab 1 - Ressi Kartika Dewi

Dahulu sebelum bangsa Indonesia merdeka setiap ada masalah yang menyangkut kepentingan orang banyak selalu diselesaikan dengan cara musyawarah mufakat dan dengan semangat kekeluargaan.

Keputusan yang dihasilkan dari musyawarah mufakat tersebut harus diterima dan dilaksanakan dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab. Tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia yang tergabung dalam PPKI seperti Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Dr. Radjiman Wediodiningrat, dan yang lainnya telah memberi teladan bagi kita dalam menerima keputusan bersama, yaitu pada saat mereka merumuskan perubahan piagam Jakarta. PPKI menerima masukan agar mengubah konsep dasar negara pada piagam Jakarta. Akhirnya PPKI mengadakan musyawarah untuk mencapai mufakat demi keutuhan bangsa dan negara Indonesia yang baru berdiri, setelah dimusyawarahkan akhirnya diputuskan secara bersama-sama untuk mengubah sila pertama pada Piagam Jakarta. Seluruh anggota PPKI menerima keputusan tersebut dengan lapang dada. Seluruh anggota PPKI meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi.

Nilai kebersamaan dapat juga kita temukan dalam sidang-sidang BPUPKI, baik sidang BPUPKI I maupun sidang BPUPKI II. Dalam sidang-sidang tersebut tokoh-tokoh bangsa seperti Muhammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Soekarno masing-masing mengemukakan pendapatnya tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan dasar negara. Meskipun masing-masing tokoh mempunyai pendapat yang berbeda-beda, tetapi akhirnya sidang BPUPKI menghasilkan 3 putusan penting, yaitu:

  • Rancangan pembukaan atau mukadimah hukum dasar.
  • Rancangan hukum dasar negara.
  • Pernyataan kemerdekaan Indonesia.

Ketiga keputusan penting tersebut merupakan hasil keputusan bersama yang dilandasi rasa kekeluargaan dan telah disepakati oleh seluruh peserta sidang BPUPKI serta dapat diterima dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas. Semangat kekeluargaan, kebersamaan, dan nilai-nilai juang dari para tokoh-tokoh bangsa tersebut kita teladani bersama dalam kehidupan sehari-hari.

Semangat dan nilai-nilai juang 1945 merupakan sumber kehidupan bagi perjuangan bangsa Indonesia yang merupakan kekuatan batin dalam merebut kemerdekaan dan menegakkan kedaulatan rakyat. Nilai-nilai juang 1945 menjadi keyakinan, keinginan, dan tujuan bersama bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan, menegakkan kedaulatan rakyat, serta mengisi dan mempertahankannya.

Nilai-nilai juang dan kebersamaan tersebut antara lain:

  • Semua nilai yang terdapat dalam setiap sila dari Pancasila.
  • Semua nilai yang terdapat dalam Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
  • Semua nilai yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945, baik pembukaan, batang tubuh, maupun penjelasannya, nilai-nilai yang lahir dan berkembang dalam perjuangan bangsa Indonesia, yaitu:
    • Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
    • Jiwa dan semangat merdeka.
    • Nasionalisme.
    • Patriotisme.
    • Rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka.
    • Pantang mundur dan tidak kenal menyerah.
    • Persatuan dan kesatuan.
    • Anti penjajah.
    • Percaya kepada diri sendiri atau percaya kepada kekuatan dan kemampuan sendiri.
    • Percaya kepada hari depan yang gemilang dari bangsanya.
    • Idealisme kejuangan yang tinggi.
    • Berani dan rela berkorban untuk tanah air, bangsa, dan negara.
    • Kepahlawanan.
    • Kesetiakawanan, senasib sepenanggungan, dan kebersamaan.
    • Disiplin yang tinggi.
    • Ulet dan tabah menghadapi segala macam ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan.

Meneladani Nilai-nilai Juang para Tokoh yang Berperan dalam Proses Perumusan Pancasila

Perumusan dasar negara Indonesia merupakan hasil kerja keras yang melibatkan banyak tokoh antara lain Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Dr. Radjiman Wediodiningrat, dan lain-lain. Tokoh-tokoh tersebut telah berjuang dengan tulus ikhlas, tanpa pamrih, dan penuh semangat untuk merumuskan dasar negara.

Berikut contoh bentuk keteladanan dari tokoh pendiri bangsa yang perlu kita teladani sikap dan perilaku mereka.

  • Ir. Soekarno

    Ir. Soekarno yang lebih dikenal dengan panggilan Bung Karno, terkenal sebagai orator yang ulung. Pidato-pidatonya mampu membangkitkan semangat rakyat. Dengan tuduhan menghasut rakyat untuk memberontak, pada akhir Desember 1929 Bung Karno dan beberapa tokoh PNI ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara.

    Pada masa pendudukan Jepang, Ir. Soekarno memimpin Pusat Tenaga Rakyat (putera) bersama Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantoro, K.H. Mas Mansur. Organisasi ini dibentuk Jepang untuk kepentingan mereka. Bung Karno dan kawan-kawan hanya menggunakan putera untuk kepentingan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, putera dibubarkan oleh Jepang.

    Pada bulan September 1944, Jepang mengeluarkan janji akan memberi kemerdekaan bagi Indonesia. Untuk itu, dibentuk BPUPKI. Dalam sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengeluarkan gagasan tentang dasar negara yang disebut Pancasila. Gagasan itu disempurnakan oleh PPKI yang dibentuk setelah BPUPKI. Ir. Soekarno sebagai ketua PPKI. Kemudian pada 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Ir. Soekarno diangkat menjadi presiden RI dalam sidang PPKI. Jabatan sebagai presiden itu diembannya sampai dengan tahun 1967. Ir. Soekarno meninggal dunia di Jakarta padal tanggal 21 Juni 1970 dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.

    Sikap yang perlu kita teladani dari semangat Ir. Soekarno antara lain tidak memaksakan kehendak dalam menyelesaikan masalah dan selalu mengutamakan musyawarah untuk mufakat.

  • Mr. Supomo

    Supomo lahir di Sukoharjo, Surakarta pada tanggal 22 Januari 1903. Beliau menamatkan ELS (Setingkat Sekolah Dasar), dan melanjutkan ke MULO (setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama). Sesudah itu ia memasuki sekolah hukum dan lulus pada tahun 1923. Kemudian memperdalam pengetahuan mengenai ilmu hukum di Universitas Leiden, negara Belanda dan berhasil memperoleh gelar doktor dalam ilmu hukum.

    Perhatian Supomo terhadap pergerakan nasional sudah tampak ketika masih bersekolah, dengan memasuki organisasi Jong Java bersama Sastroamijoyo. Pada tahun 1928 ia menulis brosur yang berjudul Perempuan Indonesia dalam Hukum sebagai sumbangan pikiran terhadap diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia.

    Pada masa pendudukan Jepang, Supomo duduk sebagai angggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) kemudian sebagai anggota Panita Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Karena ahli di bidang ilmu tata negara, buah pikirannya banyak dipakai dalam menyusun Undang-undang Dasar 1945. Supomo meninggal dunia di Jakarta tanggal 12 September 1958 dan dimakamkan di Solo.

Masih banyak nilai-nilai juang dalam perumusan Pancasila yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

  • Persatuan dan Kesatuan

    Para tokoh bangsa seperti Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Dr. Radjiman Wediodiningrat, Muhammad Yamin, dan Mr. Supomo memiliki semangat persatuan dan kesatuan saat merumuskan dasar negara Indonesia. Hal ini terlihat saat para tokoh bangsa tersebut membahas dan mendiskusikan bersama dalam suatu musyawarah tentang rumusan dasar negara yang terbaik. Meskipun banyak perbedaan pendapat dalam diskusi tersebut, tetapi tidak menimbulkan perpecahan. Para tokoh bangsa tersebut juga berasal dari daerah yang berbeda-beda, tetapi karena mengutamakan semangat persatuan dan kesatuan akhirnya musyawarah tersebut dapat berjalan lancar dan menghasilkan rumusan dasar negara seperti yang diinginkan. Semangat persatuan dan kesatuan yang dimiliki para tokoh bangsa tersebut dapat kita teladani dengan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Contoh perilaku yang menunjukkan semangat persatuan dan kesatuan antara lain:

    • Gotong royong membersihkan lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
    • Menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan tidak dengan kekerasan.
    • Mementingkan kepentingan bersama daripada kepentingan diri sendiri.
  • Cinta Tanah Air

    Mengapa para tokoh bangsa mau berjuang dan berusaha merumuskan dasar negara Indonesia? Karena mereka cinta tanah air Indonesia, sehingga mau berjuang dengan ikhlas demi kejayaan bangsa Indonesia. Sikap cinta tanah air yang dapat kita terapkan antara lain:

    • Memakai barang-barang buatan bangsa Indonesia sendiri.
    • Berpartisipasi dalam pertunjukan tarian Nusantara.
    • Ikut serta parade pakaian adat.
    • Lebih mengutamakan kepentingan negara daripada kepen-tingan diri sendiri atau golongan.
  • Mengutamakan Kepentingan Umum

    Sikap mengutamakan kepentingan umum perlu kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari misalnya dengan ikut menjaga keamanan lingkungan masyarakat melalui kegiatan siskamling jika sudah saatnya nanti dan dapat juga dengan ikut kerja bakti sesuai dengan kemampuan. Semuanya harus dilakukan dengan ikhlas dan tidak dengan terpaksa.

  • Rela Berkorban

    Membantu korban bencana alam dengan ikhlas dan tidak mengharap imbalan adalah salah satu contoh perilaku yang menunjukkan nilai rela berkorban. Selain itu, contoh sederhana menerapkan rela berkorban adalah dengan membantu kakek menyeberang jalan. Kita harus menerapkan perilaku rela berkorban dalam kehidupan sehari-hari.

  • Menghargai Orang Lain

    Contoh menghargai orang lain dalam kehidupan sehari-hari:

    • Tidak membeda-bedakan teman yang berbeda suku bangsa, agama atau golongan.
    • Mau mendengar dan menerima pendapat orang lain dalam suatu rapat meskipun pendapatnya berbeda dengan pendapat kita.
    • Berbicara sopan dengan siapa pun tanpa terkecuali.