Peninggalan Sejarah dari Masa Hindu dan Budha
A. Kerajaan Kutai
Kerajaan tertua di wilayah Nusantara adalah Kerajaan Kutai. Kerajaan ini terletak di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di sebuah kota kecamatan yang bernama Muarakaman. Daerah ini yang merupakan daerah percabangan antara Sungai Mahakam dengan Sungai Kedang Rantau. Kerajaan ini berdiri pada tahun 400 M.
Peninggalan sejarah yang membuktikan Kerajaan Kutai sebagai kerajaan Hindu pertama adalah ditemukannya prasasti berbentuk Yupa menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.
Yupa adalah tiang batu pengikat hewan korban untuk dipersembahkan kepada dewa. Beberapa peninggalan Kerajaan Kutai:
- Tujuh buah Yupa yang ditemukan di daerah sekitar Muarakaman.
- Kalung Cina yang terbuat dari emas.
- Satu arca Bulus.
- Dua belas arca batu.
Dari peninggalan prasasti, diketahui bahwa Kudungga adalah raja Kutai yang pertama. Raja Kudungga digantikan oleh putranya yang bernama Aswawarman, kemudian digantikan oleh Raja Mulawarman.
Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai berkembang pesat sebagai pemeluk agama Hindu yang taat. Beliau menyembah Dewa Syiwa, sedangkan dalam suatu upacara menghadiahkan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana. Peristiwa ini ditandai dengan berdirinya sebuah Yupa.
B. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara terletak di daerah Bogor Provinsi Jawa Barat. Kerajaan ini berdiri tahun 450 M. Dapat dikatakan bahwa Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu pertama di Jawa. Wilayah kekuasaannya, meliputi Sunda Kelapa (Jakarta), Bogor, Bekasi, Karawang, dan Banten.
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, antara lain:
- Prasasti Ciaruteun.
- Prasasti Pasir Koleangkak.
- Prasasti Kebon Kopi.
- Prasasti Tugu.
- Prasasti Pasir Awi.
- Prasasti Muara Cianten.
- Prasasti Cidanghiang.
- Arca Rajasi.
- Arca Wisnu Cibuaya I.
- Arca Wisnu Cibuaya II.
Peninggalan prasasti tersebut menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Pada Prasasti Ciaruteun menggambarkan jejak telapak kaki Dewa Wisnu, sedangkan Prasasti Tugu menceritakan cara pemerintahan yang teratur.
Purnawarman adalah raja yang terkenal dari Tarumanegara. Beliau pemeluk agama Hindu dan menyembah Dewa Wisnu. Pada masa pemerintahannya, ia berhasil membuat saluran air untuk pertanian dan mencegah banjir. Mata pencarian rakyat dari pertanian, perikanan, dan perdagangan sehingga rakyat dapat hidup dengan makmur.
C. Kerajaan Bali
Kerajaan Bali didirikan oleh Dinasti Warmadewa. Pusat kerajaan diperkirakan sekitar daerah Tampak Siring dan Pejeng (sesuai keterangan pada prasasti dan lontar Bali).
Raja yang terkenal di Bali berasal dari Dinasti Warmadewa, yaitu Raja Sri Candrabayasinga (tahun 959 M - 989 M), Raja Udayana, dan Raja Anak Wungsu (1049 M - 1077 M). Saat Dinasti Warmadewa berkuasa, agama pertama yang berkembang di Bali adalah Budha. Akan tetapi selanjutnya, rakyat Bali memeluk agama Hindu.
Masa kekuasaan Kerajaan Bali berakhir pada saat rajanya Sri Astasura Ratna Bhumi Banten ditaklukan oleh Gajah Mada dari Majapahit tahun 1430 M.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Bali antara lain:
- Prasasti berangka tahun 882 M.
- Prasasti tahun 896 M.
- Tugu Sanur, berangka tahun 914 M.
D. Kerajaan Pajajaran
Kerajaan Pajajaran berdiri pada tahun 1333 M. Pertama kalinya, kerajaan ini terletak di daerah Pakuan, Bogor kemudian dipindahkan ke daerah Kawali, Ciamis.
Raja yang berkuasa dan berpengaruh, antara lain Sri Jaya Bhupati. Pusat pemerintahannya di Kawali (Ciamis). Sri Baduga Maharaja dikenal dengan sebutan Ratu Naji Pemerintahannya di Pakuan Pajajaran, dipindahkan ke Bogor. Selanjutnya, Sri Ratu Jaya Dewata atau Prabu Siliwangi (tahun 1482 - 1521 M).
Peninggalan Kerajaan Pajajaran antara lain:
- Prasasti Rakyan Juru Panghambat (923 M).
- Prasasti Horren.
- Prasasti Citati Cibadak (1030 M).
- Prasasti Astana Gede.
- Prasasti Batutulis Bogor (1333 M)
E. Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga berdiri sekitar abad 6 Masehi di daerah Jawa Tengah. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang ratu bernama Ratu Sima.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kalingga antara lain Prasasti Tuk Mas yang ditemukan di Desa Dakawu di Lereng Gunung Merbabu Jawa Tengah bagian utara. Prasasti yang bertuliskan tahun 650 M ditulis dalam huruf Pallawa dan memakai bahasa Sanskerta.
F. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke 7 Masehi. Letaknya di Muara Takus (sekarang daerah Riau), tepatnya pada pertemuan dua aliran sungai, yaitu Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Palembang merupakan pusat kerajaannya. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada saat diperintah oleh Balaputradewa merupakan putra dari Samaratungga yang berasal dari Jawa, sekitar abad ke 9 M.
Wilayah kekuasaan luas, didukung letak Sriwijaya yang menjadi pusat pertemuan antara pedagang dari India dan China, menjadikan kemajuan bagi rakyat. Oleh sebab itu, kegiatan perdagangan dan pelayaran menjadi mata pencarian utama yang menjadikan Sriwijaya sebagai Kerajaan Maritim.
Sriwijaya dikenal pula sebagai pusat pendidikan dan penyebaran agama Budha di Asia Tenggara. Tidak terbatas penduduknya yang mempelajari bahasa Sanskerta dan agama Budha. Bahkan pendeta dari China yang bernama I-tsing tahun 685 M menetap di Sriwijaya. Mahaguru ilmu agama Budha yang berasal dari India, yaitu Sakhyakitri dan Dharmapala turut mengajarkan agama Budha. Banyak pula pemuda dari Sriwijaya yang memperdalam ilmunya di Nalanda (India).
Kebesaran Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran, karena serangan Raja Colamandala dari India Selatan tahun 1025 M. Tahun 1275 M, Singasari menyerbu Sriwijaya. Selanjutnya, tahun 1377 M, Sriwijaya diserbu Majapahit. Sejak masa itu, riwayat Kerajaan Sriwijaya berakhir.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Sriwijaya, antara lain:
- Prasasti Kedukan Bukit (684 M).
- Prasasti Talang Tuo (684 M).
- Prasasti Kota Kapur (686 M).
- Prasasti Karang Berahi (686 M).
G. Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan ini terletak di daerah Jawa Tengah dan berdiri pada abad ke 8 M. Kerajaan ini diperintah oleh raja-raja dari Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan Dinasti Syailendra yang beragama Budha.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, antara lain sebagai berikut.
Dinasti Sanjaya:
- Prasasti Canggal (732 M) ditemukan di Gunung Wukir di Desa Canggal. Isinya memperingati pembuatan lingga di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya.
- Prasasti Mantyasih (907 M) dan Prasasti Wanua Tengah III (908 M). Isinya raja-raja yang memerintah dari Dinasti Sanjaya.
Dinasti Syailendra
- Prasasti Sojomerto, isinya menyebutkan seseorang bernama Syailendra yang beragama Budha.
- Prasasti Sangkhara, isinya menerangkan Raja Rakai Panangkaran telah berpindah agama dari Hindu menjadi Budha.
- Prasasti Kalasan (778 M), isinya seorang raja dari Dinasti Sanjaya berhasil membujuk Raja Rakai Panangkaran dari Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu untuk membangun sebuah bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah vihara untuk para Bikhu di Kalasan.
- Prasasti Klurak (782 M), isinya tentang pembuatan arca Manjusri sebagai wujud dari Budha, Wisnu dan Sanggha yang disamakan dengan Timurti, yaitu Brahmana, Wisnu dan Siwa. Prasasti Ratu Boko (856 M), isinya kekalahan Balaputradewa dalam perang dengan kakak iparnya Rakai Pikatan.
H. Kerajaan Medang Kamulan
Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno. Namun, letak Kerajaan Medang Kamulan berada di daerah Jawa Timur, tepatnya di daerah Muara Sungai Brantas. Wilayah kekuasaannya meliputi daerah Nganjuk sebelah barat dan Pasuruan sebelah selatan serta selanjutnya hampir mencakup seluruh Jawa Timur.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Medang Kamulan, antara lain:
- Prasasti Tangeran (933 M), isinya Mpu Sindok memerintah bersama permaisurinya Sri Wardhani pu Kbi.
- Prasasti Bangil, isinya Mpu Sindok memerintahkan pembangunan candi untuk tempat peristirahatan mertuanya yang bernama Rakyan Bawang.
- Prasasti Lor (939 M), isinya Mpu Sindok memerintahkan membangun Candi Jayamrata dan Jayamstambho di Desa Anyok Lodang.
- Prasasti Kalkuta, isinya tentang peristiwa hancurnya istana milik Dharmawangsa juga memuat silsilah raja-raja Medang Kamulan.
I. Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri didirikan tahun 1041 M. Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang Kamulan yang letaknya di bagian barat Jawa Timur. Kerajaan ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni Kerajaan Kediri (Panjalu) dengan pusat pemerintahan di Dhaha dan Kerajaan Jenggala dengan pusat pemerintahan di Kahuripan. Kedua kerajaan ini dibatasi oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan ini, antara lain:
- Prasasti Malengga (1052 M), isinya Garasakan telah mengalahkan musuhnya yang bernama Linggajaya dan mengusirnya dari istana Tanjung.
- Tiga prasasti Garasakan lainnya (1052 M), isinya tentang lambang kerajaan, yakni Garudhamuka.
- Prasasti Sirah Keting (1104 M), isinya pemberian hadiah tanah oleh Raja Jayabhaya pada Desa Ngantang.
- Prasasti Jaring (1181), memuat nama pejabat dengan nama hewan.
- Prasasti Kamulan (1194 M), isinya tentang kemenangan Kertaraharja atas musuhnya yang mengganggu istana Katangkatang.
J. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari didirikan tahun 1222 M. Letaknya di sebelah timur Gunung Kawi, Jawa Timur, tepatnya di Desa Ganter.
Peninggalan-peninggalan kerajaan ini antara lain:
- Prasasti Mula Malurung (1255 M), isinya pengukuhan desa Mula dan desa Malurung menjadi Sima (daerah Swatantra) untuk sang Pranajaya beserta keturunannya yang telah berjasa kepada raja.
- Prasasti Kragan (1256 M).
- Prasasti Maribong (1264 M) hanya berupa satu lempengan saja.
- Prasasti Sarwadharma (1269 M), isinya rakyat Sarwadharma menghadap raja dan memohon agar daerah mereka dibebaskan dari wilayah Thambola sehingga menjadi daerah Sima.
K. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit terletak di bagian hilir Sungai Brantas.
Peninggalan-peninggalan kerajaan ini, antara lain sebagai berikut:
- Candi: a). Penataran, b). Sawentar, c). Sumberjati.
- Prasasti Butak (1294 M), isinya tentang keruntuhan Kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit.
- Kitab-kita kuno, antara lain Pararaton dan kitab Negarakertagama.